Senin, 27 Juli 2015

Mudik Silaturahim

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Banyak orang yang mudik banyak yang bersilaturahim ke tempat-tempat dimana keluarganya berada
mungkin kesempatan ini kita gunakan untuk merenung tentang manusia dan kelezatan-kelezatan serta kebahagiaan yg dialaminya, manusia terdiri dari fisik dan non fisik, manusia mempunyai akal, nafsu dan ruh,
masing-masing mempunyai kelezatannya. Kelezatan fisik misalnya dalam makan dan minum. Makan dan minum kita perlukan, tetapi sebagaimana dokter bahkan agama mengingatkan, jangan mengikuti nafsu dalam makan dan minum , karena itu bila diikuti akan menimbulkan penyakit / gangguan. Nafsupun ada kelezatannya, kelezatannya bahkan bisa menjadikan seseorang lupa makan dan minum atau bahkan meninggalkan makan dan minum. Misalnya seorang yang sedang asik bermain, dia enggan utk makan dan minum karena keasyikannya mengikuti permainan yang merupakan kelezatan nafsu. 
Tetapi ada orang yang bersedia tidak makan dan tidak minum bahkan meningggalkan keinginan nafsunya karena ingin mendapatkan kelezatan yang lebih tinggi lagi, yaitu kelezatan ruhani. Kita biasa berfikir, seorang yang ingin berpayah payah ke kampung halaman, rugi dari segi biaya kalau dilihat dari biayanya, bercape-cape diperjalanan, bahkan bisa jadi tidak makan dan tidak minum. Tetapi dia merasakan kebahagiaan , merasakan kelezatan, itu bisa jadi kita katakan kelezatan ruhani,.dan itu sebabnya sehingga banyak orang yang merasa senang dan bahagia mudik bersilaturahim. karena memang kelezata  ruh antara lain bersilaturahim, bertemu dengan handai tolan dan kerabat.
Kelezatan ruhani adalah kelezatan yang tertinggi, lihatlah anak-anak kita, meskipun kita telah melarangnya berpuasa karena kasihan namun dia bersikeras untuk berpuasa, karena ketika itu dia merasakan kelezatan ruhani karena mampu mengalahkan tuntutan nafsunya bahkan mampu mengalahkan kebutuhannya sehari-hari untuk makan dan minum.
Dalam bersilaturahim, kelezatan ruhani bisa kita dapatkan, asal kita mengetahui arti silaturahim itu.
Nabi SAW mengingatkan bahwa bukannya yang dinamai bersilaturahim adalah yang membalas kunjungan  orang berkunjung kepadanya, tetapi silaturahin adalah menyambung apa yang putus, oleh karena itu saat bersilaturahim maka carilah orang-orang yang pernah putus hubungannya dengan anda, sambunglah hubungan itu, cari lah mereka yang pernah dilukai hatinya, lalu berbaikanlah kepadanya, carilah orang-orang yang hubungannya dengan anda dingin dan membeku, maka hangatkanlah dan cairkanlah. Maka ketika itu anda akan merasakan kelezatan ruhani yang tiada taranya .
Ketika kita dengan keluarga dan orang tua sudah  sedemikian lama berjauhan kemudian kita mudik kembali kepada mereka, maka kelezatan ruhani itu akan kita dapatkan. dan itu rahasia mengapa sekian banyak orang yang bersedia untuk berletih-letih untuk berlapar-lapar demi mudik demi mendapatkan kelezatan ruhani.
Ingatlah bahwa kelezatan ruhani sekali lagi melebihi kelezatan jasmani dan nafsani, kelezatan ruhani adalah keluhuran, kelezatan ruhani adalah persahabatan, kelezatan ruhani adalah meninggi dan tidak pernah habis, berbeda dengan kelezatan nafsani yang bisa menjerumuskan dan tidak pernah kenyang, karena ia bagaikan menggaruk eksim, semakin digaruk semakin nyaman tetapi akhirnya dapat menimbulkan infeksi.


وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُ





Tidak ada komentar:

Posting Komentar